PAPER 6
1. CERPEN “Hubungan Manusia dan Kasih sayang”
Ibu adalah sosok wanita yang tegar dan tidak mengenal lelah. Ibu yang
melahirkan kita, menjaga kita dan merawat kita hingga kita bisa sampai sebesar
ini. Sangat berdosa sekali jika kita menyakiti hati ibu kita sendiri.
Ada
sebuah pepatah “Surga ditelapak kaki Ibu” yah memang benar sekali surga ada
ditelapak kaki ibu itu artinya bahwa kita sebagai anak tidak boleh berbuat
jahat kepada ibu apalagi sampai durhaka kepadanya. Begitu juga seperti kata
Nabi Muhammad orang yang pertama harus kita hormati adalah ibu, ibu, ibu, dan
ayah. kenapa demikian, karena ibu adalah sosok yang memang harus dihormati
sesuai dengan perjuangan nya melahirkan kita. Tetapi kita sebagai anak banyak
kadang atau bahkan sering membuat ibu kita marah atau kecewa kepada kita. Kita
tidak mau mendengarkan nasihat ibu atau mungkin ngebebtak ibu. Seperti cerita
yang akan saya buat ini bahwa kasih ibu memang benar sepanjang masa.
Nanda adalah seorang anak perempuan dari keluarga yang
biasa-biasa saja.Dia tinggal di Jogjakarta dan dia berniat akan kuliah di
Jakarta. Keinginannya pun terpenuhi begitu kelulusan SMA, dia diterima
diperguruan tinggi yang ada diJakarta. Berangkat lah dia kejakarta
seorang diri. Sebenarnya ibunya tidak mengijinkan nanda untuk kuliah diJakarta
apalagi Nanda adalah anak daerah. Ibunya takut terjadi apa-apa pada Nanda.
Ibunya tahu pergaulan diJakarta itu seperti apa. Ibunya dan Nanda haya tinggal
berdua, ayah Nanda sudah meninggal sejak Nanda masih berusai 1 tahun. Ibunya
bekerja disebagai seorang buruh pabrik dan juga sebagai penjual sayur-sayuarn
di pasar.
Sebenarnya untuk meguliahi Nanda ibunya tidak sanggup tetapi karena
Nanda anak yang pintar maka diapun mendapat beasiswa untuk kuliah di Jakarta.
Berangkat lah Nanda ke Jakarta dengan menggunakan kereta. Sesampainya di
Jakarta Nanda kos disebuah kost-kostan putri yang jaraknya tidak jauh dari
kampus Nanda nanti. Waktu pun terus berjalan dan Nanda pun sekarang sudah masuk
kuliah sebagai mahasiswi baru di Jakarta. Nanda pun sering mengirim surat pada
ibunya untuk member kabar pada ibunya mengenai dirinya di Jakarta baik-baik
saja. Dan dia juga bercerita bahwa dia mendapat teman yang sangat baik
yaitu Selvi. Selvi anak Jakarta asli, atau bisa dibilang sebagai “anak gaul”.
Nanda pun berteman dengan Selvi dan semakin hari semakin akrab.
mereka pun sangat akrab dimana ada Selvi di situ ada Nanda. Begitu juga sebaliknya. Hingga pada suatu saat Nanda melihat Selvi merokok. Dan Nanda pun kaget melihat Selvi seperti itu karena Nanda berasal dari daerah maka melihat hal seperti itu dia kaget sekali baginya seorang cewek merokok adalah hal yang sangat tidak baik.. Tetapi selvi menganggapnya biasa saja tidak ada yang istimewa, dia malah menawari Nanda untuk mencoba rokok seprti dirinya. Tadinya Nanda tidak mau mencoba, karena Nanda anak daerah yang masih sangat polos akhirnya dia nurut saja. dari sini semuanya terjadi. Nanda yang tadinya hanya merokok kini mulai mencoba untuk pergi ke clubbing bersama Selvi.
Mereka pergi hampir tiap malam dan pulang baru pagi harinya. Selain
pergi clubbing, Nanda juga mulai menggunakan narkoba. Dia diajari oleh siapa
lagi kalau bukan Selvi sahabatnya sendiri orang yang paling dekat dengan dia.
Nanda pun semakin jarang menulis surat pada ibunya sendiri dia lebih memilih
pergi bersenang-senang dengan teman-temanya dari pada harus menulis surat pada
ibunya. Waktu terus berjalan hingga Nanda menjadi seorang pecandu
narkoba. Pada suatu hari, saat Nanda dan selvi sedang clubbing ada sebuah razia
yang dilakukan oleh polisi diclub tersebut. Nanda pun tertangkap polisi karena
membawa narkoba sedangkan Selvi sahabatnya tidak tertangkap. Nanda pun
dipenjara dan mengabari ibunya bahwa dirinya ditahan polisi karena membawa
narkoba. Ibu Nanda pun kaget mendengar berita tersebut dan sangat sedih sekali.
Ibunya pun langsung pergi ke Jakarta untuk melihat keaadan anak perempuan
satu-satunya itu. Ibunya Nanda tidak mempunyai saudara satupun di Jakarta
sehingga dia harus mengontrak rumah sebagai tempat tinggalnya di Jakarta.
Setiap hari ibunya menjenguk Nanda dipenjara dengan kasih sayang ibu kepada
anaknya, dia tidak memarahi Nanda atas apa yang menimpa Nanda tetapi dia
menyalahi dirinya sendiri bahwa dia tidak mendidik Nanda dengan benaar sehingga
dapat seperti sekarang ini. Berita Nanda dipenjara pun menyebar di daerah rumah
Nanda mereka membicarakan Nanda yang dipenjara karena Narkoba tetapi ibunya
sama sekali tidak malu atas aoa yang menimpa Nanda di terus mendukung Nanda
tidak perduli apa kata orang lain mengenai drinya dan Anaknya Nanda. Selama
Nanda dipenjara ibunya selalu menemani nanda dia tidak pulang ke Jogjakarta
tapi dia menemani nanda hingga bebas dari penjara.
Akhirnya, Nanda pun bebas dia keluar dari penjara dan ibunya pun kembali ke Jogjakarta. Di Jogjakarta Pun ibunya mendapat berbagai gunjingan dari para tetangga mengenai Nanda. Tetapi ibunya tetap membela Nanda sebagai anak dia tidak malu atas apa yang menimpa Nanda dan dia juga tidak perduli dengan omongan orang mengenai dirinya dan Nanda. Waktu terus berjalan seperti biasa dan Nanda sudah kembali normal dia bukan pecandu lagi karena ibunya membawanya ke panti rehabilitasi bagi anak-anak pecandu narkoba. Tetapi memang pergaulan yang membuat Nanda seperti kemarin pada suatu hari lagi-lagi Nanda mengulangi kesalahanya kali in dia hamil diluar nikah oleh seorang cowo teman kampusnya namanya Andrian dan parahnya andrian tidak mau bertanggung jawab atas apa yang telah dilkukannya.
Mendengar berita tersebut, ibunya sangat kaget
sekali dan benar-benar sedih anak satu-satunya yang dia banggakan yang bisa
mengangkat derajat keluarga di mata orang lain kini teklah menghancurkan
harapan ibunya dengan adanya musibah tersebut. Nandapun pulang ke Jogjakarta
dengan keadaan seperti itu. Dia menjadi bahan omongan orang lain dan
tetangganya sendiri. Yang paling terpukul adalah ibunya diaanggap tidak bisa
mendidik Nanda dengan benar. Tetapi ibu Nanda tidak memperdulikan omongan orang
dia terus merangkul Nanda sebagai anak yang dia kandung selama 9 bulan 10 hari
dan juga dia besarkan. Biarpun sakit, dia telah memaafkan Nanda atas apa yang
telah diperbuat. Dia sangat sabar meghadapi omongann orang dan mengganggap apa
yang terjadi sebagai kesalahannya dan juga sebagai musibah.itulah ibu selalu
melindungi anaknya meski anaknya berbuat salah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar